Rencana travelling saya untuk long weekend dalam rangka Chinese New Year sudah ditetapkan. Yaaa….SEMARANG adalah tujuan saya kali ini. Bukan hanya empat orang keluarga inti kami…tetapi sekeluarga besar yang jumlahnya hampir dua puluh orang akan berangkat dari Jakarta dan berkumpul di Semarang. Di sana juga akan banyak lagi anggota keluarga lainnya sampai seluruhnya akan berjumlah mendekati lima puluh orang.
Salah satu icon Kota Semarang: Tugu Muda (Sumber: Wikipedia)
Urusan pemilihan transportasi sudah kami lakukan sejak Bulan November. Karena Air Asia sebagai ‘budget airlines’ andalan kami sudah tidak terbang lagi dari Jakarta ke Semarang, akhirnya kami memilih terbang dengan Garuda Airlines. Booking dan pembayaran tiket kami lakukan melalui website resmi Garuda Airlines: http://www.garuda-indonesia.com
Untuk penginapan, meski ada beberapa saudara yang berdomisili di Semarang, tetapi karena rombongan kami cukup besar jumlahnya, rasanya lebih sesuai jika tinggal di hotel saja…juga lebih seru bagi anak-anak untuk menginap di hotel bersama sepupu-sepupunya. Kali ini, kami memilih Crowne Plaza Hotel di Jl. Pemuda No. 118 sebagai tempat penginapan kami. Lokasinya berada di salah satu mall, yaitu Paragon (http://www.paragonsemarang.com/) sehingga diharapkan akan mudah bagi kami dan anak-anak jika ingin ke mall. Booking dan pembayaran seperti biasa kami lakukan melalui www.agoda.com
Kedua anak kami dibesarkan di tengah keluarga besar yang sering mengadakan acara, mereka selalu bersemangat untuk pergi bersama keluarga besar meski hanya sekedar ke mall atau makan di restaurant. Untuk acara ke Semarang kali ini pun, mereka sangat bersemangat dan tidak terlalu peduli dengan apa yang akan dilakukan di sana….yang penting kebersamaan…pergi ke mana pun di sana nantinya, mereka akan menikmatinya.
Semarang adalah kota asal keluarga ibu saya…, saya telah mengunjungi Semarang sejak saya kecil sampai sekarang ini saya membawa kedua anak yang sudah remaja. Mereka juga sudah mengunjungi Semarang sejak mereka masih duduk di Taman Kanak-kanak. Tempat-tempat yang telah kami kunjungi di Semarang sangat bervariasi, mulai dari yang memang merupakan “tujuan wisata” seperti Toko Oen, Sam Poo Kong (Gedung Batu Temple), Avalokiteshvara Temple sampai ke tempat-tempat tujuan warga lokal seperti ke salon, tempat les, sekolah sepupu dan tentunya rumah saudara-saudara.
Nah…sejak saya mulai membuat blog ini…saya bertekad untuk lebih rapi mendokumentasikan kisah perjalanan saya. Saya juga sudah browsing dulu tentang info tujuan wisata Semarang seperti yang bisa dilihat di:
Karena kami akan berada di Semarang pada saat long weekend Chinese New Year, ada beberapa tujuan yang belum tentu buka pada saat liburan tersebut. Juga karena kami pergi dalam rombongan keluarga besar, acara bisa berubah tergantung suasana hati. Seperti biasa, sebagai travelers independent…kami selalu fleksibel dan open minded terhadap usulan dan saran berbagai pihak.
Akhirnya ke mana kami pergi di Semarang kali ini? Tunggu cerita lanjutannya yaaa…..
Saya sendiri bukan “shopaholic” tetapi kalau berlibur…pastilah beli oleh-oleh buat keluarga dan kenalan. Nah…, kalau yang harus dibelikan oleh-oleh lumayan banyak, perlu strategi untuk belanja oleh-oleh agar sesuai budget dan semua orang mendapat oleh-oleh yang “lumayan”.
Karena ketika berlibur di Hong Kong, kami menginap di daerah Mong Kok…, tujuan tempat belanja oleh-oleh yang paling direkomendasikan oleh banyak sumber adalah “Ladies Market” yang berlokasi tak jauh dari Royal Plaza Hotel…bisa jalan kaki…tak heran jika kami bolak-balik ke sana.
“Ladies Market” adalah jalanan panjang yang sebenarnya bernama Tung Choi Street. Stasiun MTR terdekat adalah Mong Kok (bukan Mong Kok East) lalu ke luar di Exit E2. Karena memang berupa “market”, bersiaplah untuk tawar-menawar dengan para pedagang di sana. Yang namanya ‘market’ juga identik dengan ramai, berdesak-desakan dan tanpa AC karena outdoor (kalau ke sana di waktu ‘winter’, siap-siap kedinginan).
Anak-anak saya sudah cukup besar untuk diajak ‘blusukan’ di pasar, malah mereka aktif juga mencari barang di sana. Jika anak anda masih kecil, masih butuh stroller…menurut saya kurang nyaman mengajaknya ke ‘Ladies Market’.
Ada apa sih di ‘Ladies Market’? Hmmm….barangnya bermacam-macam…mulai dari yang “sesuai judul” yaitu pernak-pernik wanita seperti baju-baju, aksesoris, tas, sepatu sampai ke segala macam souvenir seperti gantungan kunci, bottle opener, t-shirt, dll. Juga ada ‘electronic/gadget’ related seperti “casing”, tas untuk gadget, speaker, USB dengan bentuk lucu-lucu mulai dari camera sampai mascot Piala Dunia Sepak Bola di Brazil. Kalau cari oleh-oleh berupa makanan, bukan di sinilah tempatnya. Di sana banyak terdapat kios makanan di pinggir jalan dan ada beberapa restaurant, tetapi hampir tak ada pedagang yang menjual makanan untuk ‘oleh-oleh’.
Gantungan Kunci Disneyland dari Ladies MarketUSB berbentuk mascot Piala Dunia Sepak Bola 2014 di Brazil
Untuk oleh-oleh “massal”….gantungan kunci bisa jadi pilihan karena bersifat netral (bisa untuk siapa saja) dan harganya terjangkau…. Ada yang versi “Disneyland” dengan Disney characters, biasanya dijual dalam bentuk set berisi lima, atau yang non-Disney – berisi 6 gantungan kunci per set. Harganya….ditawarkan mulai dari lebih dari HKD 100….akhirnya saya bisa peroleh dengan harga HKD 60 per set untuk yang Disney dan HKD 50 per set bukan Disney. Tapiiii….yang disebut sebagai “Disney’ di “Ladies Market” itu tidak sama dengan yang dijual di Hong Kong Disneyland yaaa….kalau di Hong Kong Disneyland, harga satu gantungan kunci di atas HKD 60.
USB yang lucu-lucu juga menarik untuk oleh-oleh. Saat saya di sana, “Minions” sedang nge-trend sehingga sangat banyak USB tipe Minions ditawarkan. Risiko membeli USB adalah tidak bisa dipakai karena kita tidak bisa mencobanya di pasar. Dari beberapa USB yang saya beli, ada juga yang tidak bisa dipakai. Harga USB setelah ditawar adalah HKD 20…boleh beli satu-an.
T-shirt souvenir….juga sering dijadikan oleh-oleh…tersedia dalam segala ukuran, warna dan design. Harga standard adalah HKD 100 untuk 4 T-shirt (boleh campur ukuran dan warna).
Maxi…si bungsu akhirnya berhasil membeli speaker unik yang berisi air. Jika digunakan, airnya menjadi seperti air mancur dan berwarna-warni. Membeli speaker ini butuh perjuangan…setelah dua kali kunjungan ke “Ladies Market’ berjalan dari ujung ke ujung, sempat kena marah pedagang karena menawar terlalu rendah….akhirnya berhasil juga membeli speaker tersebut dengan harga HKD 130 (dari tawaran awal di atas HKD 200an). Maxi juga membeli handuk bergambar Piala Dunia Sepak Bola 2014 seharga HKD 40 (Maxi memang sangat hobby dengan bola).
Suami dan Devani…membeli casing untuk gadgetnya masing-masing. Saya sendiri sibuk memilih oleh-oleh untuk sana-sini dan cukup puas dengan aktivitas tawar-menawar selama berada di sana 🙂
Jika anda berkunjung ke “Ladies Market”…kemungkinan besar anda akan bertemu dengan sesama wisatawan dari Indonesia. Sepertinya inilah tujuan terpopuler untuk mencari oleh-oleh buat teman dan kerabat di kampung halaman tercinta.
Jangan ragu untuk meminjam kalkulator pedagang di sana untuk menyebutkan tawaran harga anda. Ini adalah praktek yang lazim di sana untuk mengatasi kendala perbedaan bahasa.
Jangan sakit hati jika pedagang marah-marah atau bermuka kesal jika anda menawar. Itulah strategi kaum pedagang….dan anda sebagai pembeli, juga harus punya strategi…misalnya pura-pura ‘walk out’ dengan harapan dipanggil kembali oleh pedagangnya….. Bagaimana jika tidak dipanggil? Yaaah…masih banyak pedagang lain yang menjual barang sama. Juga tidak perlu malu untuk kembali ke tempat tadi jika memang di sanalah harga terbaik. Sebab itu….belanja di pasar memang butuh kesabaran dan waktu yang cukup.
Menulis pengalaman berlibur di Hong Kong rasanya belum lengkap jika saya tidak berbagi cerita mengenai tempat penginapan kami, Royal Plaza Hotel www.royalplaza.com.hk di daerah Mong Kok. Sebelum memilih hotel ini, saya banyak mencari informasi melalui www.tripadvisor.com untuk membaca review tamu-tamu yang pernah menginap di hotel tersebut sehingga saya sudah mendapat gambaran cukup banyak tentang hotel ini. Setelah saya sendiri merasakan menginap di hotel tersebut, saya siap berbagi pengalaman dengan anda. Untuk melihat foto-foto yang lebih lengkap dan profesional, silakan kunjungi website resmi Royal Plaza Hotel.
Sesuai anjuran kenalan, saya mempersiapkan print out nama hotel dan alamat dalam aksara Mandarin dan nomer telepon hotel untuk diberikan kepada supir taxi yang akan membawa kami dari Hong Kong International Airport menuju hotel. Tidak semua supir taxi Hong Kong dapat membaca tulisan dalam aksara Latin dan jumlah hotel di Hong Kong sangat banyak sehingga tidak semua supir taxi familiar dengan semua nama hotel (kecuali jika anda menginap di hotel yang sangat populer). Begitu kami naik ke taxi, saya langsung memberikan print out nama dan alamat Royal Plaza Hotel. Supir terlihat mengangguk-angguk yang saya artikan bahwa ia mengenali nama dan alamat tersebut. Meski turun hujan di malam kedatangan kami, supir taxi melaju dengan lancar sampai ke area Mong Kok tempat hotel kami berada. Tiba-tiba supir tersebut mengeluarkan gadget-nya dan membuka google map dari gadget tersebut…wah…canggihnya supir ini! Kelihatannya ia hanya ingin memastikan lokasi hotel tersebut melalui google map.
Kami memasuki Royal Plaza Hotel dari arah Grand Century Place www.grandcenturyplace.com.hk yaitu mall yang berada di satu lokasi dengan hotel kami. Pintu masuk utama hotel masih direnovasi selama kami berada di sana. Mall-nya pun sedang direnovasi. Kami tiba di malam hari menjelang jam 10 malam namun suasana lobby hotel masih cukup ramai.
Proses check-in berlangsung lancar dan kami segera mendapatkan key card sebanyak dua buah. Key card juga harus dipakai untuk menggunakan lift hotel menuju lantai di mana kamar kita berada. Kami membawa sendiri semua koper kami ke kamar kami di lantai 15.
Kamar yang kami pesan adalah “Plaza Deluxe Family” yang menyediakan 2 tempat tidur Queen size untuk 4 orang dewasa. Ukuran kamar yang 33 meter persegi tergolong cukup besar untuk standard kamar hotel di Hong Kong. Keunikan kamar-kamar di Royal Plaza terletak di kamar mandinya yang menggunakan dinding kaca ke arah area tempat tidur sehingga jika korden kaca itu dibuka, kamar terlihat lebih luas. Tentunya jika ingin privacy, korden kamar mandi dapat ditutup…., tombol pengatur korden terletak di dalam area kamar mandi.
Pemandangan dari kamar hotel adalah gedung-gedung yang tampaknya adalah apartment penduduk. Ada area duduk-duduk di dekat jendela yang nyaman digunakan untuk melihat pemandangan ke bawah sambil minum teh dan makan cemilan.
Pemandangan dari lantai 15 Royal Plaza HotelTempat duduk-duduk santai di dekat jendela
Fasilitas Kamar
Di bawah ini adalah “review” fasilitas hotel yang disediakan di kamar kami:
2 Queen-sized beds to suit spaciously for accommodating 4 people: tempat tidurnya memang nyaman terutama bantalnya. Kami berempat bisa tidur nyenyak sepanjang malam.
Free in-room WiFi and broadband internet access: koneksi internet dapat diandalkan
LED TV with 60 TV channels: ini fasilitas standard saja…, kami menyalakan TV untuk memeriahkan suasana saja
iPhone/iPod Docking station: tentunya amat berguna bagi pemakai iPhone dan iPod
USB power point for charging electricity: fasilitas ini sangat bermanfaat bagi kami karena kami semua membawa gadget dan ketika sampai di hotel selalu perlu men-charge gadget kami
In-room pay movies: tidak pernah kami gunakan
Electronic safe: kami gunakan untuk menyimpan passport, uang dan gadget yang tidak selalu dibawa jalan
IDD direct service: tidak pernah kami gunakan
Voice mail phone service: tidak pernah kami gunakan
Mini-bar: kami menggunakan lemari pendingin untuk mendinginkan minuman yang kami beli dari luar
Hairdryer: lumayan sering digunakan
Electric power: AC 220V/50 Cycles…ini juga fasilitas standard saja
Untuk kamar mandi, di kamar jenis “Plaza Deluxe Family” hanya ada bath-tub dengan shower di dalam bath-tub. Di kamar jenis yang lebih mahal (Plaza Premier Family), selain ada bath-tub juga ada shower room yang terpisah sehingga lebih nyaman.
Fasilitas Hotel
Royal Plaza Hotel sebenarnya mempunyai berbagai fasilitas sesuai standard hotel berbintang lima pada umumnya. Namun selama kami di sana, kami tidak terlalu berminat untuk makan di restaurant hotel maupun menggunakan fasilitas olah raganya. Padahal awalnya, saya memilih hotel ini karena kolam renangnya tampak menarik dan anak-anak saya senang berenang. Ternyata tak sekali pun anak-anak sempat berenang selain karena waktu yang terbatas juga karena suhu udara yang dingin.
Kemudahan Transportasi
Transportasi umum andalan kami adalah MTR sehingga kami selalu memilih hotel yang dekat dengan stasiun MTR. Ada tiga stasiun MTR yang berlokasi dekat Royal Plaza Hotel yaitu Mong Kok East (East Rail Line), Mong Kok (Tsuen Wen Line) dan Prince Edward (Kwun Tong Line). Ada jembatan dengan atap yang menghubungkan hotel, Grand Century Place mall dengan ketiga stasiun MTR ini sehingga meski hari hujan, anda bisa berjalan tanpa kehujanan. Jadi tergantung dari tujuan anda, silakan memilih MTR stasiun yang sesuai. Selama kami di sana, kami selalu menggunakan stasiun MTR Mong Kok untuk menuju ke Tsim Sha Tsui (Kowloon), Hong Kong Island maupun Lantau Island.
Royal Plaza Hotel sebenarnya menyediakan juga shuttle bus menuju area Tsim Sha Tsui tetapi kami tidak pernah memanfaatkannya karena merasa lebih fleksibel untuk bepergian sesuai dengan jadwal sendiri dengan MTR.
Proses Check-out
Peraturan check-out di Royal Plaza Hotel adalah jam 12 siang. Karena melihat tamu-tamu hotel yang cukup penuh, kami sudah turun ke lobby sekitar jam 11 pagi. Ternyata sudah banyak antrian tamu yang akan check-out tetapi proses check-out berjalan lancar. Karena kami sudah membayar biaya hotel melalui http://www.agoda.com dan kami tidak mengambil apa pun dari mini bar, maka kami tidak perlu lagi membayar apa pun.
Tamu-tamu yang antri untuk check-out
Setelah beres urusan check-out, kami masih ingin makan siang di Grand Century Place sehingga kami menitipkan semua koper kami kepada petugas di lobby hotel. Ada area khusus untuk menitipkan koper dan tampaknya banyak pula tamu yang melakukan hal seperti kami.
Area penitipan koper di lobby Royal Plaza Hotel
Selesai makan siang, kami kembali ke hotel untuk mengambil koper lalu kami siap menuju bandara dengan taxi yang dicarikan oleh petugas hotel. Bye-bye, Royal Plaza Hotel! We really enjoyed our stay there!
Waktu liburan 6 hari 5 malam di Hong Kong ternyata masih kurang untuk memenuhi semua “wish list” saya dan kedua anak remaja kami. Bukan hanya karena kurang waktu, tetapi juga karena pengaruh cuaca dingin dan hujan di dua hari pertama kami di sana.
Beberapa tempat yang masih bikin kami penasaran adalah sebagai berikut:
Di Hong Kong Science Museum terdapat “Special Exhibition: Legends of the Giant Dinosaurs” mulai 8 November 2013 sampai 9 April 2014. Sayang sekali, saya tidak mengetahui informasi ini sebelum kami berlibur ke Hong kong sehingga sejak awal, saya tidak memasukkan HK Science Museum ini di sasaran tujuan kami.
Ketika kecil, sekitar usia 4 tahun, Maxi (sekarang berusia 12 tahun) adalah penggemar fanatik dinosaurus. Dia mengenali berbagai jenis dinosaurus, mulai dari yang sangat popular seperti T-Rex sampai yang tidak terlalu populer. Sudah lama ia ingin mengunjungi museum yang memiliki koleksi dinosaurus terutama dengan fosil-fosil ukuran besarnya. Namun keinginan itu sejauh ini belum pernah tercapai.
Kutipan dari website HK Science Museum mengenai informasi special exhibition ini:
The Hong Kong Science Museum had organised a number of dinosaur exhibitions and all were well received. The coming “Legends of the Giant Dinosaurs” exhibition would be the largest ever presented in Hong Kong. This exhibition is solely sponsored by the Hong Kong Jockey Club Charities Trust. In this exhibition, new technologies and presentation methods will be used to introduce the largest Titanosaurus and the latest studies on dinosaurs. Occupying an area of 2,500 sq. metres, the exhibition is divided into four areas with different themes:
Multimedia Theatre:
The large-scale computer animations in this area will bring visitors back to the age of dinosaurs.
Animatronic Dinosaur Zoo:
The robotic dinosaurs and interactive exhibits featured in the “Dino Jaws” Exhibition** will allow visitors to learn about the eating behaviours of dinosaurs.
Fossil Excavation Site:
Visitors will be able to appreciate the hard work of excavation and repairing of fossils through a reconstructed dinosaurs burial site.
Fossil Gallery:
More than a hundred exotic fossils and exhibits from ten museums will be displayed in this area. Together with the interactive games developed with latest technologies, visitors can learn about the latest discoveries in dinosaurs.
Sungguh benar-benar menyesal tidak sempat melihat pameran tersebut. Saya yakin bahwa bagi Maxi, kunjungan ke pameran dinosaurus dan museum ini lebih menarik dibandingkan dengan melihat pemandangan atau berbelanja 🙂
Kedua anak saya adalah penggemar pantai jadi liburan terasa kurang lengkap jika tidak mengunjungi pantai. Namun cuaca dan suhu ketika kami berada di Hong Kong sangat tidak sesuai untuk mengunjungi pantai. Jadi, jika ada kesempatan lain berkunjung ke Hong Kong bukan di musim dingin, saya ingin sekali mengajak anak-anak ke salah satu pantai di Hong Kong.
Informasi mengenai public beaches di Hong Kong bisa dilihat di website resmi di atas. Ada beberapa pilihan pantai, mulai dari yang ramai, yang cocok untuk surfing sampai pantai-pantai yang lebih sepi dari turis. Ketika saya melihat di website tersebut, hampir semua pantai tidak menyediakan life-guard di bulan Desember, mungkin karena memang hampir tidak ada orang yang mengunjungi pantai di musim dingin.
Masih penasaran karena belum mengajak anak-anak ke sana, meski anak-anak sendiri tidak terlalu merasa “butuh” untuk ke Victoria Peak. Ketika saya mengunjungi Hong Kong tanpa anak-anak, perjalanan dan pemandangan Victoria Peak termasuk salah satu yang paling berkesan buat saya tapi yaaah….sebagai remaja, mereka punya minat yang berbeda dari orang dewasa 🙂
Dari hasil membaca tulisan pengalaman orang-orang yang sudah pernah naik tram ding ding, tampaknya seru juga….jadi awalnya saya ingin mencoba naik tram tapi ternyata tidak cukup waktu karena kami hanya sehari saja jalan-jalan di Hong Kong Island yang habis terpakai untuk shopping 🙂 . Kebanyakan waktu kami dihabiskan di sisi Kowloon, lalu seharian di Disneyland (Lantau Island).
Selain tempat-tempat dan kegiatan di atas, juga ada beberapa recommended restaurants yang belum sempat kami kunjungi…..Meski alamat-alamatnya cukup jelas, namun seringkali waktunya tidak cocok…kami sudah keburu lapar dan segera mencari restaurant terdekat. Lain kali deh…. Selalu ada saja alasan untuk kembali ke Hong Kong 🙂
Di malam terakhir kami di Hong Kong, kami memilih untuk merasakan naik Star Ferry dari Kowloon (tempat hotel kami berada) menuju Central yang berada di Hong Kong Island.
Dari MTR Mong Kok yang merupakan salah satu stasiun MTR dekat Royal Plaza Hotel, kami menuju stasiun MTR Tsim Sha Tsui lalu berjalan kaki menuju Star Ferry Harbour. Selama kami berada di Hong Kong, kami sudah beberapa kali mengunjungi stasiun MTR Tsim Sha Tsui sehingga kami sudah cukup familiar dengan stasiun tersebut. Petunjuk arah sangat jelas di stasiun itu sehingga kita tinggal mengikuti petunjuk menuju Start Ferry Harbour.
Selama berada di Hong Kong, kami menggunakan Octopus Card yang bisa dipakai untuk membayar segala macam jenis transportasi kecuali taxi. Sebenarnya, Octopus Card juga bisa digunakan untuk berbelanja di beberapa tempat, tetapi kami tidak pernah mencobanya.
Octopus Card
Kami membeli Octopus Card di bandara segera setelah kami tiba di Hong Kong agar langsung dapat kami gunakan dan kebetulan saat itu hampir tidak ada antrian di depan counter penjualan Octopus Card. Harganya untuk dewasa adalah HKD 150 dengan deposit yang bisa diambil kembali sebesar HKD 50. Info lebih detil tentang Octopus Card bisa dilihat di http://www.octopus.com.hk/home/en/index.html
Ketika menaiki Star Ferry dari Kowloon menuju Central, kami menggunakan Octopus Card ini dan dipotong HKD 2 per orang untuk duduk di lower deck. Sedangkan ketika kembali dari Central ke Kowloon, kami duduk di upper deck dan membayar HKD 2.50 per orang. Silakan kunjungi website Star Ferry di http://www.starferry.com.hk/services.html untuk melihat jadwal ferry dan tarif terkini.
Kami menikmati pemandangan gedung-gedung Hong Kong yang bertabur cahaya di malam hari sepanjang perjalanan. Pemandangan lebih indah ketika kami dari arah Kowloon menuju Central, mungkin ketika kembali, mata kami sudah tidak “surprise” lagi dengan pemandangan yang tersaji.
Menuju Ferry
Iklan toko busana H&M yang sangat mencolok
Di dalam ferry…clean but nothing fancy
Yang menarik buat anak-anak kami dari pengalaman naik Star Ferry adalah merasakan salah satu jenis public transportation yang khas Hong Kong….dengan harga relatif murah mendapat pemandangan indah dan tidak dapat dirasakan di kota kami, Jakarta.
Hari kelima kami di Hong Kong adalah hari terakhir sebelum kami harus kembali ke Jakarta keesokan harinya. Untungnya cuaca cerah di hari itu sehingga tidak membatasi pilihan tujuan jalan-jalan kami.
Kami memberi pilihan kepada kedua anak kami untuk menentukan tujuan jalan-jalan di hari tersebut. Pilihan pertama adalah Victoria Peak, naik tram di Hong Kong Island (‘ding ding tram’), naik Star Ferry atau berjalan-jalan di Avenue of Stars. Dalam perkiraan saya, anak-anak akan memilih Victoria Peak karena inilah salah satu tujuan wisata terpopuler di Hong Kong. Namun ternyata mereka tidak terlalu tertarik untuk berkunjung ke Victoria Peak dan naik ‘peak tram’. Alasannya, mereka kurang tertarik melihat pemandangan gedung dari tempat tinggi, pemandangan bisa dilihat dari tempat lain dan sudah pernah naik “tram miring” di Penang sewaktu kami mengunjungi Kek Lo Si Temple di sana. Akhirnya kata sepakat adalah ke Avenue of Stars di pagi hari, naik Star Ferry di sore-malam hari dan mengunjungi Ladies Market di Mong Kok. Karena hotel tempat kami menginap berlokasi di Mong Kok, sebenarnya kami sudah beberapa kali mengunjungi Ladies Market dalam liburan ini, namun ternyata anak-anak masih ingin ke sana untuk membeli “oleh-oleh” yang masih kurang dan si bungsu, Maxi, mengincar speaker berisi air mancur yang dilihatnya di Ladies Market pada hari sebelumnya.
Avenue of Stars terletak di sisi Victoria Harbour, Kowloon. Konsep tempat ini adalah seperti “Walk of Fame” yang berada di Hollywood. Tentu saja di Hong Kong, artis-artis yang “ditampilkan” kebanyakan adalah artis-artis Hong Kong. Kami menuju Avenue of Stars dengan menggunakan MTR dari Mong Kok menuju Tsim Sha Tsui. Dari stasiun Tsim Sha Tsui, ikuti saja petunjuk ke arah Avenue of Stars melalui Exit E.
Meski hanya sedikit artis Hong Kong yang kami kenal, sangat menyenangkan untuk berjalan-jalan di sepanjang sisi Victoria Harbour ini. Cuaca sedang cerah sehingga gedung-gedung yang berada di sisi Hong Kong Island terlihat sangat cantik. Banyak spot yang menarik untuk berfoto. Tentunya semakin “iconic” spot-nya, semakin ramai juga pengunjung yang punya keinginan yang sama untuk berfoto di situ sehingga anda harus antri untuk berfoto.
Salah satu signage Avenue of StarsBanyak spot cantik dengan latar belakang Hong Kong IslandPatung-patung pekerja perfilman yang bisa dijadikan teman berfotoBerfoto bersama “lighting man”Patung Bruce Lee sedang diperbaiki
Chow Yun Fat
Di ujung Avenue of Stars, terdapat Starbucks Cafe 🙂 Devani dan Maxi langsung antusias ingin mampir…maklumlah “ABG” tentunya ingin sekedar duduk-duduk setiap kali melihat Starbucks Cafe. Kami memilih untuk dudul di lantai atas yang lebih sepi pengunjung dan pemandangannya lebih luas ke arah harbour.
Starbucks Avenue of StarsSibuk memotret minuman untuk di upload di social media
Selesai melihat-lihat di Avenue of Stars, kami berjalan-jalan di sekitar harbour area dan mampir ke 1881 Heritage – sebuah gedung antik yang kini menjadi pertokoan mewah.
Mall antik yang cantik ini nampaknya merupakan salah satu tempat favorit untuk pemotretan pengantin. Ada dua pasangan pengantin bersama keluarganya yang sedang berfoto di sana.
1881 Heritage difoto dari atas.
Pohon Natal yang elegant di area pintu masuk 1881 Heritage.
Setelah puas cuci mata di harbour area, kami bergerak kembali ke Royal Plaza Hotel di Mong Kok.
Bagaimana sih kondisi Hong Kong di musim dingin? Harus pakai baju seperti apa? Kedua pertanyaan tersebut umumnya ditanyakan oleh kaum wanita yang nggak mau “salah kostum” ketika liburan.
Devani, anak sulung saya yang berusia 13 tahun, senang bereksperimen dengan koleksi pakaiannya. Buat Devani, kesempatan bepergian di suhu yang cukup dingin adalah kesempatan untuk memakai boots, stockings, sweaters, beanies dan sebagainya. Apalagi suhu Hong Kong winter tidak sedingin di negara-negara dengan empat musim seperti di Eropa dan America yang mengharuskan kita menggunakan “long coat” sampai tidak bisa terlihat lagi detil busana yang dikenakan di dalam “long coat” tersebut. Suhu musim dingin Hong Kong pada periode liburan kami masih nyaman, sekitar 10 – 20 derajat Celcius.
Langkah-langkah yang saya tempuh untuk mempersiapkan “wardrobe” liburan di Hong Kong adalah sebagai berikut:
1. Kumpulkan sebanyak mungkin baju berlengan panjang yang anda miliki, baik yang berbahan kaos maupun kain jenis lainnya.
2. Setidaknya anda perlu membawa satu jacket yang bisa menahan dingin sampai suhu 10 derajat. Jika anda memiliki jacket penahan angin (wind breaker) dan berbahan anti basah, lebih baik lagi.
4. Untuk “bawahan” celana panjang jeans biasa masih bisa dipakai tanpa lapisan “long john”. Jika anda ingin mengenakan rok, ingatlah untuk membawa stockings atau leggings yang sesuai.
5. Siapkan aksesoris seperti beanies, topi, sarung tangan. Sarung tangan tidak wajib tetapi jika tangan anda mudah terasa dingin, sebaiknya anda menyiapkan sarung tangan.
6. Boots bisa juga anda bawa jika boots anda nyaman untuk dipakai berjalan jauh/lama tetapi jika tidak memiliki boots, sepatu biasa yang enak dipakai untuk berjalan juga sudah memadai. Saya sendiri tidak merasa perlu mengenakan kaos kaki dan kaki saya tidak kedinginan.
7. Ingatlah untuk membawa payung atau jas hujan. Sebaiknya anda periksa prediksi cuaca selama anda akan berada di sana dan jika ada hari-hari hujan, bersiaplah dengan payung atau jas hujan. Anda tentunya tidak mau jalan-jalan anda terhalang oleh turunnya hujan.
Selama saya berlibur di Hong Kong, saya senang mengamati “street fashion” orang-orang yang saya lihat di jalan maupun di mall. Secara umum, mereka tampil modis dan berani main warna…tidak hanya dengan warna-warni dasar seperti hitam, abu-abu, navy blue atau khaki tetapi juga dengan kuning, pink dan orange.
“Pictures speak louder than words” selanjutnya anda bisa melihat beberapa foto Hong Kong street fashion….
Jaket penahan angin dan basah sangat banyak digunakan.
Hujan bukan halangan untuk berjalan-jalan menikmati Hong Kong. Sediakan payung kecil yang praktis untuk melindungi anda dari hujan.
Parade payung di jalanan di daerah Causeway Bay yang ramai dengan orang berbelanja.
Untuk bawahan, tidak terlalu masalah….celana panjang, jeans, rok, tetap bisa dipakai.
Meski warna dominan adalah warna-warna gelap, ada juga yang menggunakan warna terang seperti kuning, biru muda.
Pengunjung Disneyland dengan winter outfit sedang menunggu parade datang.
Jika anda tidak sempat membeli winter outfit sebelum ke Hong Kong, tentunya anda bisa juga berbelanja di sana. Di Bulan Desember, sudah banyak “sale” untuk pakaian dan perlengkapan musim dingin seperti boots, sarung tangan, cardigan, beanies, jacket, sweater dan sebagainya.
Kedua anak saya sudah melakukan “riset” cukup baik tentang Disneyland Hong Kong sebelum kami berkunjung ke sana. Riset ini terbukti sangat berguna sehingga kami bisa mengatur tujuan kami dengan efisien selama berada di Disneyland. Tampaknya, waktu kunjungan dari pukul 10 pagi sampai 9 malam memang cukup panjang, tetapi setelah dijalani, tak terasa lamanya karena banyak hal yang ingin kami lakukan di sana sepanjang 11 jam itu.
Saran saya, jika anak anda masih lebih kecil dan tidak terbiasa untuk beraktivitas non-stop selama 11 jam, sebaiknya memilih datang setelah jam makan siang dan sedapat mungkin bertahan sampai pukul 9 malam ketika kembang api “trademark” Disneyland dimainkan. Atau jika kembang api kurang menarik bagi anak anda, datanglah ketika Disneyland buka pukul 10 dan bisa pulang setelah menonton Flights of Fantasy Parade pada pukul 1 siang.
Berikut adalah pengaturan waktu kami selama seharian di Disneyland.
Dari bundaran utama di depan Sleeping Beauty Castle, kami langsung mengarah ke kiri melewati Adventureland menuju Grizzly Gulch. Sesampainya di wahana jet coaster tersebut, antrian masih sangat bersahabat di saat menjelang pukul 10.30 itu. Persyaratan tinggi badan adalah 112 cm…tentunya kami berempat sudah memenuhi syarat fisik….tinggal “kesiapan mental” saja yang diperlukan. Kedua anak kami…Devani dan Maxi sangat percaya diri melangkah di antrian, sementara saya dan suami masih ragu-ragu tetapi ikut dalam antrian. Karena antriannya pendek…waktu untuk berpikir pun pendek…sehingga akhirnya kami semua naik di jet coaster tersebut!
Wahana ini baru dioperasikan bulan Juli 2012, jadi masih tergolong baru. Jet coaster tentu saja bergerak cepat, naik-turun secara tak terduga. Keunikan Big Grizzly jet coaster ini adalah bahwa kereta akan berhenti mendadak dan ditarik mundur…di sinilah puncak “kengeriannya”. Teriakan-teriakan pengunjung yang jelas terdengar karena track-nya outdoor awalnya membuat saya tambah ragu-ragu namun ternyata seru sekali naik jet coaster ini! 🙂
Signage memasuki area Grizzly Gulch
Suasana antrian masih sangat bersahabat pada pukul 10.30….kurang dari 10 menit, kami sudah bisa naik ke Big Grizzly Mountain Runaway Mine Cars.
Photo Source: Wikipedia
Tujuan kedua: Mystic Manor di area Mystic Point
Selesai naik jet coaster, kami langsung menuju Mystic Point yang berlokasi persis di sebelah area Grizzly Gulch. Di Mystic Point, wahana yang kami tuju adalah Mystic Manor. Kita menaiki kereta yang bergerak pelan, menjelajah rumah “Lord Henry” yang dipenuhi dengan koleksi barang antiknya. Ajaibnya….seluruh koleksi tersebut hidup akibat ulah monyet peliharaan Lord Henry. Menurut saya, atraksi ini sangat menunjukkan kehebatan Disney dalam animasi…benar-benar pengalaman yang menyenangkan. Rel kereta tidak terlihat sehingga terkesan realistis. Mystic Manor termasuk salah satu wahana baru di Disneyland Hong Kong, baru beroperasi Bulan Mei 2013.
Photo Source: Wikipedia.
Tampak depan Mystic Manor.
Inilah wajah tuan rumah: Lord Henry Mystic dan Albert – monyet kesayangannya.
Antrian juga belum terlalu padat ketika kami memasuki Mystic Manor menjelang pukul 11 pagi.
Salah satu koleksi antik yang bisa hidup di dalam Mystic Manor.
Tujuan ketiga: Toy Story Land
Area yang menurut saya paling “photogenic” adalah Toy Story Land…., di sini banyak spot yang cantik untuk tempat berfoto.
Di area ini, anak-anak menaiki Slinky Dog Spin yaitu tokoh mainan anjing dalam Toy Story yang berusaha mengejar ekornya sendiri. Wahananya berupa jet coaster dengan kecepatan sedang…menurut saya bisa dinikmati oleh anak-anak yang lebih muda usianya.
Setelah Slinky Dog, kami berpindah ke wahana Toy Soldier Parachute Drop. Konsep permainannya seperti Hysteria di Dunia Fantasi Ancol tetapi tidak se-ekstrim itu sehingga bisa dinikmati oleh anak-anak.
Sebenarnya, di Toy Story Land terdapat “RC Racer” yang berkonsep mirip Kora-kora di Dunia Fantasi Ancol namun “RC Racer” jauh lebih ekstrim. Kami berempat tidak ada yang berani mencobanya.
Selesai dari Toy Story Land, kami beristirahat sambil makan siang di Explorer’s Club yang berlokasi di Mystic Point. Lokasinya hanya bersebelahan dengan Toy Story Land.
Tujuan keempat: Tomorrowland
Dengan tenaga yang sudah pulih, kami bergerak ke sisi yang berlawanan dari tiga daerah pertama yang telah kami kunjungi.
Di area Tomorrowland, anak-anak berminat mencoba Space Mountain yaitu wahana kereta cepat yang dimainkan dalam ruang tertutup yang gelap gulita. Mereka sama sekali tidak bisa mengantisipasi apakah kereta akan naik atau turun atau berbelok. Di situlah serunya tantangan di Space Mountain. Disneyland melakukan pemotretan selama pengunjung menaiki Space Mountain ini karena pengunjung sendiri tidak bisa melakukan pemotretan ketika menaiki kereta Space Mountain ini. Jika anda berminat, anda bisa membelinya setelah selesai bermain.
Kami juga mencoba Buzz Lightyear Astro Blasters. Di sini pengunjung menjadi pasukannya Buzz Lightyear dan membantunya menumpas para musuhnya. Pengunjung menaiki kereta dan mendapat senjata yang harus ditembakkan ke musuh-musuh Buzz. Pada akhir permainan, kita bisa melihat hasil kinerja kita berada pada level yang mana.
Tujuan kelima: Naik kereta berkeliling keseluruhan area Disneyland.
Kami naik dari stasiun yang berada di area Fantasyland dan kembali lagi ke stasiun ini. Stasiun lainnya berada di area Main Street, U.S.A yang lokasinya berada di dekat gerbang masuk utama. Lumayan juga naik kereka sejenak sambil duduk beristirahat menikmati pemandangan keseluruhan Disneyland.
Salah satu stasiun yang dilewati keretaPosisi duduk di dalam kereta, menghadap ke sisi samping.
Tujuan keenam: Mickey’s Philharmagic
Mickey’s Philharmagic adalah pertunjukan 3-D yang terletak di area Fantasyland. Setiap penonton dipinjami kacamata untuk melihat animasi 3-D seperti ketika kita menonton film 3-D. Menurut saya, tontonan ini tidak terlalu istimewa…., biasa-biasa saja.
Tujuan ketujuh: Menonton Disney Parade “Flights of Fantasy”
Menurut jadwal yang kami pegang, ada dua kali pemunculan parade perharinya yaitu pukul 1 siang dan 4 sore. Anak-anak memilih untuk mengantri Space Mountain ketika pengunjung lain menonton parade pukul 1 siang….antrian memang berkurang pada saat berlangsungnya parade karena kebanyakan pengunjung terfokus di sana. Lalu menjelang pukul 4 sore, kami sudah bersiap-siap mencari posisi senyaman mungkin untuk menyaksikan parade.
Harus rela duduk di jalanan jika ingin mengambil posisi di depan. Terlihat petugas rapi menjaga ketertiban penonton. Saluut buat mereka!
Semua karakter penting Disney tampil dalam parade ini, mulai dari Dumbo si gajah terbang, rombongan marching band, Winnie the Pooh, Lion King, Tinker Bell, Lilo and Stitch dan diakhiri dengan Woody and Jessie lengkap dengan rombongan Toy Story.
Meski suhu sore itu semakin dingin, menurut saya, parade ini adalah salah satu atraksi yang “wajib” ditonton jika anda mengunjungi Disneyland. Nggak rugi untuk rela menunggu sambil duduk dan kedinginan di jalanan agar mendapat spot strategis untuk menonton parade ini.
Tujuan ketujuh: “The Golden Mickeys” di Storybook Theater – Fantasyland
Ini juga “tontonan wajib” jika anda mengunjungi Disneyland. Ada enam jadwal show per hari, anda bisa memilih yang paling cocok dengan rencana anda. Kami menonton show ini pada jam 5 sore segera setelah selesai menonton parade.
Anak saya agak terganggu dengan banyaknya (meski tidak seluruhnya) penggunaan Bahasa Kanton dalam show tersebut karena tidak terbiasa menyaksikan tokoh-tokoh Disney berkomunikasi dalam Bahasa Kanton. Namun justru hal inilah yang jadi kenangan lucu dari show tersebut.
Perpaduan tata lampu, pilihan lagu, gerak tari dan kostum yang sangat apik menjadikan tontonan ini sungguh enak dinikmati baik oleh pengunjung tua maupun muda.
Tujuan kedelapan: Festival of the Lion King di Theater in the Wild – Adventureland
Ini adalah tontonan terakhir yang kami nikmati sebelum acara kembang api. Suhu semakin dingin, mendekati 10 derajat Celcius sehingga sangat tepat jika kami mengarah masuk ke dalam Theater in the Wild…setidaknya tentu lebih hangat berada di dalam teater daripada berjalan-jalan di luar.
Ada 4 kali pertunjukan Lion King per harinya. Kami menonton pertunjukan terakhir yaitu pukul 6 sore. Kami menonton Lion King segera setelah selesai menyaksikan The Golden Mickeys.
Theater in the Wild sangat besar sehingga dapat menampung penonton dalam jumlah besar. Meskipun antrian terlihat sangat panjang, tetapi kita bisa optimis dapat tertampung dalam satu kali antrian.
Panggung teater berada di tengah-tengah dengan tempat duduk penonton berjenjang dari bawah ke atas di sekeliling panggung. Di mana pun anda mendapat tempat duduk, pasti bisa melihat tontonan ini dengan baik. Jadi tidak perlu terburu-buru atau dorong-dorongan ketika masuk.
Di tontonan ini pun Bahasa Kanton dipergunakan meskipun Bahasa Inggris lebih mendominasi ditambah dengan Bahasa Afrika sesuai dengan setting cerita Lion King.
Panggung Lion King sangat spektakuler membuat saya terkagum-kagum ditambah lagi dengan dukungan para performers yang bersuara indah dan stage property yang digarap dengan sangat detil. Semuanya membuat tontonan ini juga menjadi “must see” bagi saya.
Selesai menonton Lion King, kami langsung mencari tempat untuk makan malam. Kami memilih makan di Plaza Inn yang dikelola oleh Maxim’s, berlokasi di Main Street, U.S.A.
Sengaja agak berlama-lama di restaurant sambil menghangatkan diri, sekitar pukul 8 malam kami baru meninggalkan Plaza Inn. Sisa waktu 1 jam sebelum kembang api kami manfaatkan untuk mengunjungi toko-toko souvenir di area Main Street, U.S.A. Kami tidak ingin pergi jauh dari area ini karena bermaksud menonton kembang api dari sini.
Tujuan terakhir: Menonton kembang api “Disney in the Stars”
Inilah puncak atraksi Disneyland yang dinanti-nantikan semua pengunjung. Bagi saya, sungguh berkesan punya pengalaman berdingin-dingin dengan sekian banyak sambil menyaksikan kembang api diiringi lagu-lagu Disney.
Fokus utama kembang api adalah di Sleeping Beauty Castle dan pengunjung disarankan untuk menonton dari area Main Street U.S.A.
Setelah atraksi kembang api selesai….kami segera mengarah kembali ke MTR station dengan hati puas.